By Edukids Play Studio
Version: 1.1.0 (14 downloads)
berisi syiiran nadoman yang dapat menggugah kesadaran kita tentang hakikat kehidupan beragama kepada Allah, Sesama manusia, maupun Alam.Pupujian dalam bahasa Sunda suka disebut juga nadoman, yaitu untaian kata-kata yang terikat oleh padalisan (larik, baris) dan pada (bait). Kadang-kadang istilah pupujian dibedakan dengan istilah nadoman. Pupujian diartikan sebagai puisi yang isinya puja-puji kepada Allah, sedang nadoman diartikan sebagai puisi yang isinya mengenai ajaran keagamaan. Menurut Rusyana (1971: 9) isi pupujian itu terbagi menjadi enam golongan , yaitu :
1. Memuji keagungan Tuhan,
2. Sholawat kepada Rasulullah,
3. Doa dan taubat kepada Allah,
4. Meminta safaat kepada Rasulullah,
5. Menasehati umat agar melakukan ibadat dan amal saleh serta menjauhi kemaksiatan,
6. Memberi pelajaran tentang agama, seperti keimanan, rukun Islam, fikih, akhlak, tarikh, tafsir Alquran, dan sorof.
Dilihat dari segi fungsinya, syiiran nadoman itu memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekspresi pribadi dan fungsi sosial Rusyana, 1971: 7). Fungsi sosial puisi pupujian sangat menonjol dibandingkan dengan fungsi ekspresi pribadi. Puisi pupujian dipakai untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku manusia, selain digunakan untuk menyampaikan berbagai ajaran agama. Sebagai media pendidikan, puisi pupujian disampaikan dengan cara dinyanyikan yang dihafalkan di luar kepala. Dengan cara seperti itu, anak didik dan masyarakat akan tergugah dan mempunyai keinginan untuk mengikuti nasihat serta ajaran agama yang dikumandangkan melalui puisi pupujian itu. Rekan-rekan Guru yang mencintai sastra daerah! Dahulu pada masa-masa sebelum Perang Dunia II, puisi pupujian sering dikumandangkan di lingkungan pesantren dan madrasah, mesjid, langgar, ataupun tempat-tempat pengajian lainnya.
syiiran nadoman ini dialunkan pada saat-saat menjelang salat subuh, magrib, dan isya. Pada masa sekarang ini frekuensi pemakaian puisi pupujian di tempat-tempat tersebut itu sudah agak berkurang, sekalipun masih ada, tetapi fungsinya sudah berubah. Kalau sebelumnya diutamakan menjadi media pendidikan, sekarang menjadi salah satu ajang kegiatan kesenian yang bersifat seremonial saja. Misalnya hanya dipakai pada acara kesenian dalam kegaiatan memperingati Maulud Nabi, Rajaban, musabaqoh tilawatil Quran, atau intihan. Akan tetapi di madrasah-madrasah, walaupun dalam jumlah yang relatif kecil, puisi pupujian ini masih tetap berfungsi sebagai media pendidikan untuk mempermudah penyampaian ajaran agama Islam kepada anak-anak. Ada indikasi bahwa berkurangnya pemakaian puisi pupujian itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan pendidikan agama masyarakat sekarang sudah jauh lebih tinggi daripada ajaran-ajaran agama yang tertuang dalam puisi pupuian. Selain itu, buku-buku tentang ajaran agama Islam sekarang telah banyak beredar dan mudah diperoleh. Mungkin juga karena pengaruh kebudayaan modern, sehingga masyarakat sekarang menganggap bahwa lagu dan ajaran Islam dalam puisi pupujian sudah kurang relevan dengan tuntutan perkembangan zaman, terutama ajaran adab dan sopan santun. semoga bermanfaat
contains syiiran nadoman that can arouse our awareness of the nature of religious life to God, Fellow humans, and Alam.Pupujian in Sundanese like nadoman also called, is a string of words that are bound by padalisan (array, row) and the (bait). Sometimes the term pupujian distinguished by the term nadoman. Pupujian interpreted as a poem whose contents praises to God, being nadoman interpreted as a poem that is about religious teachings. According Rusyana (1971: 9) pupujian contents were divided into six groups, namely:
1. Praising the glory of God,
2. Sholawat to the Prophet,
3. Prayer and repentance to God,
4. Request Safaat to the Prophet,
5. Advise people to conduct worship and good deeds and avoid disobedience,
6. Giving lessons on religion, such as faith, the pillars of Islam, jurisprudence, morality, dates, commentary on the Qur'an, and sorof.
In terms of function, syiiran nadoman it has two functions, namely the function of personal expression and social functions Rusyana, 1971: 7). The social function of poetry pupujian very prominent compared with the functions of personal expression. Poetry pupujian used to influence thoughts, feelings, and behavior, but used to deliver a wide range of religious teachings. As an educational media, poetry sung pupujian delivered in a way that is memorized by rote. In this way, students and the community will be excited and have a desire to follow the advice and religious teachings that echoed through the pupujian poetry. Fellow teacher who loved literature area! First in the period before World War II, pupujian poetry often echoed in boarding schools and madrasas, mosques, violated, or other places of study.
This nadoman syiiran dialunkan at moments before the morning prayer, sunset, and Isha. At the present time the frequency of use pupujian poetry in these places it is somewhat reduced, though still there, but its function has changed. If previously prioritized into educational media, is now one of the event activities that are ceremonial art. For example only used at art events in kegaiatan commemorate Maulud Prophet, Rajaban, Musabaqoh Tilawatil Quran, or intihan. However, in the madrassas, although in relatively small amounts, pupujian poetry is still functioning as a medium of education to facilitate the delivery of the teachings of Islam to children. There are indications that the reduced use of poetry pupujian was caused by the level of knowledge and religious education community is now much higher than religious teachings contained in the poetry pupuian. In addition, books on Islamic religious teachings have now been widely circulated and easily obtained. It may also be due to the influence of modern culture, so that people now assume that the song and the teachings of Islam in poetry pupujian already less relevant to the demands of the times, especially the teaching etiquette and manners. Hope it is useful